jangan habiskan air matamu

jangan habiskan air matamu
jangan serahkan semua pada duka
sisakan untuk kenangan
sisakan dalam sujud terdalammu nanti malam

sisakan air matamu untuk doa mohon ampunan
mintakan untuk ibu, bapak, karib-kerabat, sanak-saudara, kawan-sahabat
mintakan pada Tuhan Yang Mendengar bisikan hati

jangan habiskan air matamu
simpan untuk melarutkan rindu
menghanyutkan pilu
dan sedih yang terlalu

semoga bisa menatapmu
dari mana-mana saja
walau mataku kabur tergenang rindu...

Ada duka yang abadi

kukira hanya setahun
air mataku akan tertumpah2 dimalam2 sunyi
kukira kehilangan itu selesai dengan waktu

saat semua kembali pada tempatnya
aku masih belum bisa
melihat kekosongan yang kau tinggal

masih sering kurasa
aku masih punya ibu

setiap mimpi begitu menyenangkan
dan bangunnya selalu menyedihkan

aku memeluk tiada
aku mendekap hampa
aku genggam tangan siapa tadi malam

Belajar niat

dia adalah niat
yang seketika membulat
alasannya tidak sederhana
tidak banyak berkata
segera laksana

berjalan lurus serupa cahaya
tidak membelok
tidak terputus

dia adalah niat
rencananya matang
perjalanannya terukur
dengan tempo yang teratur

dia adalah niat
yang masih berjalan
mungkin belum setengah tapi sudah cukup jauh

Perjalanannya sepotong saja yang kuingat
hanya sempat menyimak potonganwaktu tertentu
dia melaju
aku dibelakang tertinggal jauh

selamat jalan
hanya beruntung menyaksikan
Susunan tekadmu
Tidak sampai bisa membantu

Hanya bisa kutiru-tiru
Rupa bangunan tekad dan niatmu
Bukan pada kuatnya
Tapi pada usaha dan percaya
yang kau letak di depannya

selamat sampai usahamu
saya baru selesai ambil pelajar

Selesaikan

senyumku sering dibilang palsu
perhatianku basa basi
ekspresiku sering kaku dan keliru

lawakan tidak berbuah tawa
aktingku tidak berjiwa
permaimanku membosankan
nadaku tidak terlalu asik untuk di dengar

aku tidak turun panggung
aku bermain saja
menunggu
sampai
lawakan ku seleramu
permainanku menjadi menarik
sampai aktingku berjiwa
dan nyanyianku menjadi merdu

selera
dia terikat waktu
terikat di ruang2 jemu

melompat kesana kemari
bahkan memijak ulang berulang ulang

tinggal tunggu waktu tirai ditutup dan pintu keluar dibuka...

keadaan saat ini / sahabat 51

kita perlu penyesuaian
pada ruang baru
tempat duduk berdiri dan berbaring
tempat tegak atau bersandar
.
masa lalu adalah tempat paling hidup
tempat kenangan tak mati-mati
dia hidup di tiap-tiap hati
.
mari membesar-besarkan waktu kita bersama
biar hidup menjadi cerita
.
ingatan bersama sebab lahirnya
tawa menjadi nyawa
semangat jadi kepala
sedih dan susah jadi badannya
bantu membantu jadi tangannya
sayang dan kasih jadi kakinya
ingatan lainnya menjadi kulit pembungkus raga
.
dia hidup jadi pendorong
saat lupa jadi pengingat
menepuk pundakmu meminta tolong
menarik tanganmu memberi bantuan
.
atau dia mati
terkubur didalam ingatanmu
hilang
bahkan nisannya tidak bertanda
.
kita sedang menyesuaikan diri
pada idea bahwa kita sedang mengabdi
mengerjakan bakti untuk negeri
membahagiakan ibu pertiwi
mengatur-atur diri
mempersembahkan bakti tapi tidak menyembah amal sendiri
merangkul yang papah
mengangkat yang jatuh
tegak tapi tidak mendongak sombong
tunduk takzim tapi tidak menjilat
tulus dihadapan susah
tetap lurus dan setia pada yang benar
.
sulit dan tidak banyak yang bisa dibanggakan
cukup banyak yang harus dikerjakan
selalu ada ruang untuk perbaikan
selalu ada kurang untuk ditambahkan
selalu ada ganjil untuk digenapi
.
mari bersekutu mengoreksi keadaan
memperbanyak terang dihadapan gelap
pinjam tanganku kalau kau butuh
pakai kakiku kalau kau lelah
sebutkan kusut pikiranmu biar kubantu mengurai satu persatu
.
semoga diakhir semuanya
percayaku bisa sebesar itu...

Semua Pasti Bisa / sahabat 51

kawanku banyak yang terdampar
di potongan waktu yang sama denganku
semacam garing lurus yang Tuhan letak
di barisan umur kami yang beragam

yang muda memanggil abang
yang tua memanggil abang

kami masih muda
dianggap lentur mudah diubah
seperti rebung dari buluh
seperti dahan dari tunasnya

diperlakukan sedemikian rupa
sampai menghitam kulit serupa kecap
dua tiga kawanku terbakar wajahnya
hampir semua mengelupas ari kulit kepala botaknya

tidak bisa terlupa
histeria ditengah malam
teriakan merdeka lapisan kesadaran lain
menolak ditekan
mentalnya bergejolak
tapi kami sibuk mengira setan ikut latihan

senyum ku masih simetris
sampai berkunang kunang mataku
menggelinding dilantai beton
otak kecilku oleng
lambung protes hendak mengeluarkan isi

do'a ku kencang
menembus langit malam itu
mendesak menabraki bintang
bukan berdo'a jelek

kuminta agar tahan
dan biar dibalas susah dengan kekuatan

ini mungkin arahan Tuhan
kami terdampar
diujung badai

bertemu saudara yang jumlahnya
cukup menyulitkan satu ibu untuk mengandung semua

cukup...

sepeninggal akalnya

sepeninggal akalnya

ilalang tepi jurang
digenggamnya
saat meluncur
setelah hilang keseimbangan

sebelum akhirnya
kehilangan jiwa

tubuhnya mematung
mengalir darah
angin menerbangkan amis bau darah
tengkoraknya pecah
mengalir cairan agak jernih bercampur darah dari kedua telinga
kulitnya penuh lecet dimana-mana

tulangnya patah di paha
dagingnya koyak disobek bebatuan
rusuknya patah di dua tiga tempat

tidak bisa berbuat lebih jauh

Bulatan hitam matanya melebar sempurna
Berakhir usaha menyelamatkan nyawa.

kabarnya di dunia akan selesai
setelah beritanya tersebar di koran pagi ini
------------
digenggamnya kebaikan yang tidak seberapa itu
yang setelah diakuinya lalu hilang setelah diperiksa dan ditimbang-timbang
tidak ada alasannya untuk selamat
hari itu

terjatuhlah dia didalam jurang
tidak terkira dalam dan jauhnya

jumlah patah tulangnya tidak terkira
lepuh kulitnya
remuk rusuknya
wajah nya sulit dikenali

entah kenapa kerusakan tubuhnya
tidak mematikannya

sempat kudengar teriakannya
lalu kututupi telingaku karena pilu

sedihku menjadi-jadi
lariku semakin kencang menjauh

kabarnya dia akan abadi
setelah baik buruknya dikabarkan ke semua orang di dunia

menerka

Sebenarnya aku dilarang menertawai
Menertawai persangkaan orang-orang
Berkali-kali sudah kucoba
Menahan diri
Sulit juga
.
Banyak yang tidak bisa baik lagi
Dirusak persangkaan
Sebabnya
Terlalu malas bertanya
Terlalu rajin asal bicara
.
Sebab
Cukup banyak kemudahan
Pada bicara soal orang lain
Pasang telinga
Buka mata
julurkan tangan meraba-raba
kesimpulan mengada ada
.
Sedang soal diri
Rasanya cukup banyak kesulitan
Jika mudah, mungkin hanya merendah
atau menyombong saja
keduanya tetap bohong
.
Persangkaanlah yang membentuk kenyataan atau kenyataan yang membentuk persangkaan?
.
otakmu !!!
.
Benda itu simulator yang canggih
menerka kenyataan yang belum pernah dia saksikan
Menarik-narik kesimpulan hanya pada yang tertangkap mata dan telinga saja
Dia kadang lupa banyak yang tersembunyi...
.
Bacaan buru-buru
Kesimpulan keliru
Aksi keliru
Pecah
Tawaku pecah
.
Panggung roboh
Aktor lupa naskah
kehilangan arah jalan cerita
.
ooo Tuhan mungkinkah Kau sedang tertawakan kami?


Ndik

Terlalu banyak variabel menggantung bebas
Sulit mengatur keadaan hingga terkontrol
Medan telaahnya cukup rumit
Jalur logikanya penuh lubang
Belum runut masih kacau
Bingung dengan berbagai macam pendekatan
Sampai terbengkalai dan hanya menerka2 saja
Pembuktian sepertinya harus nenunggu

dinda
sulit rasanya menarik simpulan
sekarang atau menanti nanti sampai tiba masanya

Sebab tiada yang bisa terencana pasti
dia menggantung serba tidak pasti

Tidak mudah sebab ini urusan mulia
Bukan sepele
Bukan candaan
Kadarnya cukup untuk dianggap serius.

Syawal tahun ini
Abang masih belum mengerti

Kepastiannya terlalu kecil untuk abang manurh janji
keraguannya cukup besar buat abang menahan diri

mari sama mendo'a
biar niat baik ini mendapat dukungan-Nya

rindukah?

rindu (?)
datang dalam mimpi

berani betul
aku dikerjainya
sampai bingung berhari-hari

bukan mimpi yang buruk
bukan juga mimpi yang asik

bangunku bertanya tanya
apa maksudnya ?

adakah yang belum selesai?
sampai diinterupsi dalam mimpi
hendak mencari jalan untuk diselesaikan?

semoga ini mimpi petanda baik
bagi hidupmu
dan hidupku

mari sama-sama berjalan bahagia di jalan masing-masing

Mundur

lalu

dia tarik selembar kain
ditutupnya kepala bahkan wajah
membelakang
menjawab seadanya

tiba malu
bersamaan dengan takutku

baiklah
waktunya berdiri agak jauh
tunduk
mundur kebelakang

berlarilah
kencang
jangan berbalik

kejar janji-Nya

maaf baru sadar
berdiri menghalau jalanmu
...

Jalan Lain

harus kutemukan cara
berhenti
memikirkan tentangmu

rasanya sulit
sebab kutemukan jejakmu
di setiap jalan pulang pergiku

resah
adalah penanda
aba aba agar segera mengambil jalan lain
bukan disisi yang terluka
bukan juga pada bagian yang masih menganga

kalau suatu hari
ketemu lagi
akan kutepuk saja pipimu
lalu kukembalikan keresahan yang terbawa-bawa

semoga lupa sebagai balasannya
atas resah yang ku bawa-bawa
lupa sudah lebih dari cukup

rencanaku

rencanaku malam ini
menjelaskan keadaan

bukan sulit meletak percaya
kalau selesai sudah kubaca
riak wajahmu
kedipan mata
gerak tangan
atau tawa sedihmu

sebab
kata-kata tidak selalu sempurna
ia tersenyum
belum tentu tulus
ia menyatakan
belum tentu jujur
tertawanya tulisan
bisa jadi pura2

bisa jadi persangkaan ku saja

aku tak mau berenang di pantai atau permukaan...

kau mau kuajak menyelam
mengerti yang tersembunyi dikedalaman
sebab hanya yang mati yang tersapu kepantai
hanya sisa sisa

jangan sampai yang kau kira segalanya
hanya potongan2 sisa dan sampah saja

kita tunda dulu...