Seminggu sebelum ujian. di mulailah aktivitas berburu bahan kuliah, soal-soal tahun sebelumnya. Selain itu akan muncul perasaan terkekan, gelisah dan bingung yang tidak biasa. Galau, kata yang mewakili keadaan ini. setuju atau tidak setuju, setuju sajalah...
Apa sebab ? baca lagi...
Menjadi mahasiswa memang sangat berbeda dengan dunia SMA. perbedaan yang sangat berarti ada pada kehadiran dan tuntutan mengikuti proses pembelajaran. Banyak perbedaan yang lain tapi ane tertarik membahas yang ini dulu.
Di bangku kuliah kita bebas menentukan kita mau mengikuti kuliah atau tidak (syarat dan ketentuan berlaku...hehe). Jika tidak ingin masuk, ya menitip absen pada teman -- ini bukan jalan yang lurus, hindari. Entah apa ini terjadi di semua universitas atau hanya di beberapa universitas saja. Ane ga bakal sebut ini di universitas atau fakultas apa. Takut dianggap mendiskreditkan almamater orang. Kalau ada kesamaan keadaan, ane minta maaf duluan...:)
Yap...Menitip absen keteman atau absennya setelah pulang kuliah. Ane gak menafikkan kalau ane pernah bahkan sering nitip absen.
"kita kan sudah mahasiswa, tidak perlu lagi diatur masalah ikut kuliah atau tidaknya, kita dah tau manna yang benar dan yang tidak. Yang mau maju silahkan ikut kuliah. Yang mau sks-nya saja silahkan nitip absen." kata kawan ane.
Setuju, ane harus setuju karena hampi di semua kuliah pedahuluan, dosen membuat kontrak belajar dengan memberikan keringanan atas kehadiran dengan "mewajibkan" mahasiswa ikut 80% kegiatan perkuliahan di kelas. 20%-nya bergantung pada mahasiswa yang bersangkutan, mau di pake kapan pun terserah asal bukan pas final. hehehe
Yang penting mahasiswa punya "hak" untuk tidak masuk kuliah sebesar 20%. sampai hari ini ane belum paham apa maksudnya.
Yang penting mahasiswa punya "hak" untuk tidak masuk kuliah sebesar 20%. sampai hari ini ane belum paham apa maksudnya.
Yang jadi soalan adalah kalau mahasiswa mengambil yang bukan haknya, liburnya lebih dari 20% maksudnya, biasanya bakal diancam gak ikut ujian dan ane pernah kena yang beginian. Nah disini yang ane mulai agak gelicah. kampus hanya menghukum kawan yang nambahin liburnya, tidak ada proses yang lain. Nanya ke orang tua, wali, ibu kost pun kagak ada...
"kamu mengambil jatah libur kelebihan, tidak boleh ikut ujian. mata kuliah ini kamu Eror. Ulangi tahun depan." kata seorang pegawai akademik.
Alamak, ini kalimat paling mematikan sepanjang semester. Biasanya ada yang langsung nangis, matanya berkaca-kaca. lalu seorang kawan masih stay cool berkata;
"ini biasa, kalau saatnya sarjana tiba, kita bakal sarjana sob. tidak ada yang bakal menghalangi selain Yang Diatas." Salut dengan ketegaran kawan yang satu ini.
Yang ane maksud tidak ada proses lain adalah, setahu ane, kampus ga pernah manggil YBS atau orang tuanya untuk berbicara perihal "kejarangmasukannya" si mahasiswa untuk kuliah. Apa kampus takut kalau misalnya yang dipanggil orang tua, si mahasiswa malah mbayar tukang ojek dekat rumah buat pura-pura orang tuanya ? atau kampus ga punya anggaran buat menjamu orang tua siswa yang datang ? hahaha jadi lebay...
Setahu tidak ada evaluasi, tidak ada dengar pendapat. Sepertinya semua bergantung pada kita, mau selesai cepat, mau selesai lambat. Terserah kamu, ero-ero' nu, asalang kau ji. Mau masalahnya kamu malas, gak punya uang buat makan dan kuliah, sibuk mau nikah, lagi hamil, lagi buat perusahaan.....kampus seperti gak ada soalan. Biarpun erornya dah 5 biji ga ada urusan....
"ooo dia malas masuk kuliah ya. semester tiga bakal kita surati ortunya dan kita ketemu di evaluasi DO semester IV .'' kata seorang pegawai.
Ya elah ibuk...jadi kalau ane paraprasekan, "silahkan buang-buang waktu di sini selama 2 tahun, nanti di akhir kita lihat apa kamu bisa lanjut, kalau tidak silahkan keluar atau mengundurkan diri."
...................................................................................................................................
A: ''mungkin saatnya berubah, ga perlu menyalahkan yang lain, masa depan punya kita, kita yang tentukan..."
B: "Tapi kampus seperti menutup mata akan masalah seperti ini."
A: "Kalau begitu kita jadi yang membuka mata"
B: "Bagaimana dengan yang belum bisa membuka mata ?"
A: "Hanya bayi baru lahir yang belum bisa membuka mata, kita tidak bisa memaksakan."
B: "lah...berarti ini pembiaran dong. Trus apa usahamu? kamu OmDo--Omong Doang"
A: "kenapa malah menyerang saya masbro. lah ini ane nulis tentang keadaan kampus, Nuliskan salah satu bentuk perlawanan. Nah....masalahnya kamu sendiri dah bikin apa ? ayooo"
A: "kenapa malah menyerang saya masbro. lah ini ane nulis tentang keadaan kampus, Nuliskan salah satu bentuk perlawanan. Nah....masalahnya kamu sendiri dah bikin apa ? ayooo"
B: mmm eeeee mmm !@#$%%^&
....................................................................................................................................
kalau kawan ketemu dengan yang macam ni....saran ane, gak perlu berkeluh seperti uraian diatas, hahaha....kesannya jadi ga konsisten membela ide sendiri...
"ikutlah kuliah yang ada dosennya sebelum kamu terpaksa ikut kuliah yang dosennya penyesalan dan masa depan yang tidak sesuai harapanmu"
...................................................................................................................................
eh...maaf sebelumnya...ini tulisan jadi ma'garambang (serampangan), tidak sistematis. Kembali ke pembukaan.
Aslinya ane mau bicara tentang kegalauan menjelang ujian-- ane sendiri sebenarnya masih sering galau menjelang ujiian.
Kegalauan yang kita hadapi bukan karena kita punya kelainan atau penyakit galau menjelang ujian. Kegalauan ini sebenarnya karena pikiran kita menjadi khawatir akan banyaknya materi yang harus dikuasai, tugas yang belum selesai, urusan keluarga, organisasi dan lain-lain....
yang beginian jangan di pikirkan....T.U.L.I.S.
Ane nemu di pesbuk om Adi W. Gunawan. Ini saat beliau menasehati anaknya yang juga bingung karena kebanyakan tugas rumah,
" Saya juga menjelaskan pada Ayu (anak saya) agar do the thinking or planning by writing. Pemikiran dan perencanaan perlu dituangkan dalam bentuk tulisan. Ini untuk menghindarkan diri dari kesan overload yang tidak perlu. Pikiran sadar hanya bisa berpikir 7 plus minus 2 hal dalam satu saat. Kalau terlalu banyak yang dipikir maka pikiran sadar akan mengalami overload dan bisa mogok."
Ada tips belajar yang ane pungut dari teknik NLP (neuro linguistik programming).
Kalau materi yang harus dipelajari terlalu luas maka sebaiknya materi tersebut di kelompokkan dalam kelompok-kelompok yang lebih spesifik ( sub bagian). Hampir sama dengan membuat daftar isi, dalam satu Bab ada beberapa Sub Bab dan dalam Sub Bab ada bagian-bagian yang lebih kecil atau spesifik lagi. Namanya chunking down method.
Sebenarnya ini konsep yang dipakai om Tony Buzan dalam mind mapping. Tapi biar lebih praktis, buat dalam bentuk daftar isi sudah cukup membantu...yang beginian baiknya tdk nyontek dari teman. buat versi anda sendiri...
Semoga ada manfaat buat kawan semuanya.
Paragraf yang tidak koheren, kata yang tidak baku dan alur yang kacau mohon dimaafkan, hehehe...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar