Kalian akan kemana jika Indonesia kacau seperti Suriah atau Palestina atau tempat konflik lainnya ?
Lari kegunung atau ikut bertempur atau....
Semoga saja tidak terjadi apa-apa pada negeri ini. Tapi mari berpikir beberapa jenak, melepaskan sepatu kita dan mencoba merasakan kaki kita didalam sepatu saudara kita di Palestina atau suriah. Merasakan pasir atau kerikil yang masuk kedalam sepatu mereka, ya, sepatu yang mereka gunakan sehari-hari.
Ibu-bapak mungkin menentang keinginanmu untuk berbakti membantui mereka. Bahkan dari titik paling aman. Di pinggir jalan, meneriakkan kemerdekaan buat mereka. Di pinggir jalan di negeri mu sendiri. Tidak usah ke timur sana... Ibu-bapakmu mungkin akan menahan restunya...ibu bapak ada apa ? Kita cerita lain kali...
Timur negeri kita juga sepertinya butuh saudaranya. Mereka yang ada di nusa tenggara...
Mungkin suatu hari mereka akan minta refrendum juga. Minta merdeka dan mengurus diri sendiri.
Atau tentang anak-anak di sebagian daerah pedesaan di indonesia. Anak-anak yang orang tuanya masih percaya hal-hap berbau superstisi. Diare, demam berdarah, demam tifoid, kejang demam bisa diatasi dengan semburan ramuan atau baluran aneka tetumbuhan.
Memang beberapa berkhasiat namun selebihnya hanya takhayul dan khufarat.
Atau bapak-bapak dihari raya yang memilih menikmati lintingan daun setan saat menunggui khatib shalat ied selesai berceramah. Tanpa peduli Aco dengan baju barunya menanggung hirup asap rokoknya.
Aku punya pengalaman. Sepulang dari rumah sakit di luar kota tempat tinggalku. Bersama kawan kusempatkan ke tempat rekreasi. Sungai dan air terjun alami. Kebetulan ini lepas Ramadhan, syawal ke 5 atau enam seingatku. Ramai riuh...hingar bingar pergi ke pasar...orang tua, anak kanak, remaja muda belia, tua bangka ramai bersama... Berkumpul di dekat air terjun ...
Indah nian nampak kebersamaan
Ada yang bernyanyi. Ada yang berfoto, menggigil kedinginan, Ada yang nampak di pojokan sedang mengganti baju menggigiti kolor dan ujung sarung biar tidak kelihatan.
Satu pemandangan mengundang risau, adik atau kawan umur sebaya, perempuan dan lelaki bersama. Si perempuan, pakaian pantas tidak diguna, bukan tempatnya baju dikena. Berfoto bergaya diatas batu tiada peduli rupa-rupa yang memandang. Anak kecil, anak besar, anak tua lepas pandang malu-malu. Si adek nampak tidak malu-malu.
Kaca mata hitam dipakai lantas berlalu...tidak ada kesan rasa malu-malu...
Kemenangan kita mengaku...tidak lapar lagi-tidak haus lagi
***
Negeriku palestine dan suriah yang tidak berdarah. Setiap hari ada yang mati karena urusan perut dan nafsunya. Kemarin pemuda ditangkap sebab membunuh 7 bocah. Motifnya ? Nafsu babi yang buta.
Negeriku palestine dan suriah yang tidak berdarah. Kami melawan tingkat pendidikan yang rendah. Kepercayaan pada dukun dibanding dokter dan ilmu pengetahuan yang lebih . Nafsu makan yang lebih besar dibanding nafsu membaca. Keinginan belanja didorongkuat lewat tivi dibanding keinginan belajar.
Rumah sakit tidak menyediakan beberapa obat. Keluarga pasien harus menempuh 1atau 2 jam berkendara untuk menjangkau. Tabung oksigen di mobil ambulance isinya hampa. Sempurna diatas kertas, kacau dihadapan kenyataan...
Kata orang bijak. "Anak muda lebih baik berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk kemajuan bangsanya daripada sekedar mengkritik dan protes."
Keduanya tidak kami buat lagi...
Lari kegunung atau ikut bertempur atau....
Semoga saja tidak terjadi apa-apa pada negeri ini. Tapi mari berpikir beberapa jenak, melepaskan sepatu kita dan mencoba merasakan kaki kita didalam sepatu saudara kita di Palestina atau suriah. Merasakan pasir atau kerikil yang masuk kedalam sepatu mereka, ya, sepatu yang mereka gunakan sehari-hari.
Ibu-bapak mungkin menentang keinginanmu untuk berbakti membantui mereka. Bahkan dari titik paling aman. Di pinggir jalan, meneriakkan kemerdekaan buat mereka. Di pinggir jalan di negeri mu sendiri. Tidak usah ke timur sana... Ibu-bapakmu mungkin akan menahan restunya...ibu bapak ada apa ? Kita cerita lain kali...
Timur negeri kita juga sepertinya butuh saudaranya. Mereka yang ada di nusa tenggara...
Mungkin suatu hari mereka akan minta refrendum juga. Minta merdeka dan mengurus diri sendiri.
Atau tentang anak-anak di sebagian daerah pedesaan di indonesia. Anak-anak yang orang tuanya masih percaya hal-hap berbau superstisi. Diare, demam berdarah, demam tifoid, kejang demam bisa diatasi dengan semburan ramuan atau baluran aneka tetumbuhan.
Memang beberapa berkhasiat namun selebihnya hanya takhayul dan khufarat.
Atau bapak-bapak dihari raya yang memilih menikmati lintingan daun setan saat menunggui khatib shalat ied selesai berceramah. Tanpa peduli Aco dengan baju barunya menanggung hirup asap rokoknya.
Aku punya pengalaman. Sepulang dari rumah sakit di luar kota tempat tinggalku. Bersama kawan kusempatkan ke tempat rekreasi. Sungai dan air terjun alami. Kebetulan ini lepas Ramadhan, syawal ke 5 atau enam seingatku. Ramai riuh...hingar bingar pergi ke pasar...orang tua, anak kanak, remaja muda belia, tua bangka ramai bersama... Berkumpul di dekat air terjun ...
Indah nian nampak kebersamaan
Ada yang bernyanyi. Ada yang berfoto, menggigil kedinginan, Ada yang nampak di pojokan sedang mengganti baju menggigiti kolor dan ujung sarung biar tidak kelihatan.
Satu pemandangan mengundang risau, adik atau kawan umur sebaya, perempuan dan lelaki bersama. Si perempuan, pakaian pantas tidak diguna, bukan tempatnya baju dikena. Berfoto bergaya diatas batu tiada peduli rupa-rupa yang memandang. Anak kecil, anak besar, anak tua lepas pandang malu-malu. Si adek nampak tidak malu-malu.
Kaca mata hitam dipakai lantas berlalu...tidak ada kesan rasa malu-malu...
Kemenangan kita mengaku...tidak lapar lagi-tidak haus lagi
***
Negeriku palestine dan suriah yang tidak berdarah. Setiap hari ada yang mati karena urusan perut dan nafsunya. Kemarin pemuda ditangkap sebab membunuh 7 bocah. Motifnya ? Nafsu babi yang buta.
Negeriku palestine dan suriah yang tidak berdarah. Kami melawan tingkat pendidikan yang rendah. Kepercayaan pada dukun dibanding dokter dan ilmu pengetahuan yang lebih . Nafsu makan yang lebih besar dibanding nafsu membaca. Keinginan belanja didorongkuat lewat tivi dibanding keinginan belajar.
Rumah sakit tidak menyediakan beberapa obat. Keluarga pasien harus menempuh 1atau 2 jam berkendara untuk menjangkau. Tabung oksigen di mobil ambulance isinya hampa. Sempurna diatas kertas, kacau dihadapan kenyataan...
Kata orang bijak. "Anak muda lebih baik berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk kemajuan bangsanya daripada sekedar mengkritik dan protes."
Keduanya tidak kami buat lagi...
Ketika hati ini ingin sekali menemukan impiannya
BalasHapusDan jiwa raga ini ingin sekali berbuat lebih untuk saudaranya di Timur Indonesia atau di timur tengah belahan dunia
Awalnya dipikirnya ia mampu memberi
tapi sebenarnya ia miskin, walaupun sekilas terlihat memberi tapi sebenarnya ia sedang diberi
Menumbangkan ego sungguh menghabiskan tenaga karena dadanya begitu sesak
Iklhas..
Kontemplasi..
"Apa yang sebenarnya kau cari?"
Bukakah Ridho Tuhan yang kau cari?
dan sayangnya saat ini tangan kanan pertama Ridho sang Rabb masih ada di Orang tua
Mungkin Tuhan saat ini ingin memberi waktu untuk lebih menata apa sebenarnya "memberi".. "berbuat lebih".. "Menolong"..
hanya ingin cerita