Di dalam kelas
dari bangku deretan belakang aku menerawang jauh
menembusi waktu
mendatangi masa depan dalam benakku
bisa kulihat tahun-tahun hadapan
saat keramaian seperti ini ditinggal waktu menjadi bagian masa lalu
saat kebersamaan ini ada ditumpukan ingatan terbawah
saat cerita hari ini teringat hanya sesekali olehmu di sela padatnya isi pikiranmu
saat data-data dari irisan masa depan akan menimpa semua cerita hari ini
suatu saat akan berpisah jauh setiap kita
menyebar segenap penjuru
mengabdi dan berbakti pada ibunda tanah negeri
kulihat tahun-tahun itu
saat kalian yang kurasa lebih dari sekedar kawan, sahabat atau saudara sendiri benar telah mengabdi
sebar- menyebar membawa pendar
memberi terang dan harapan
menjadi sebab kesehatan dan kesejahteraan negeri oleh Tuhan
dari masa depan aku bergerak kebelakang
memeriksa kembali beberapa tahun kemarin
aku mendapati dirimu
satu demi satu
saat pertama mengenali wajah dan pembawaanmu
menyelami cita-cita dan isi kepalamu
dari tahun-tahun ini kutemukan sesuatu yang perlu kamu mengerti
bahwa kita memang menyiapkan perpisahan
kita menyiapkan kemungkinan yang berbeda
kita mempelajari peran yang beragam
melatih berbagai keterampilan
lalu bersiap mengambil peran tersendiri
ini potongan waktu yang singkat denganmu
meskipun cita-citamu dan milikku berbeda detailnya
ingatlah....
Bagaimana waktu dan keadaan mengikat hati-hati kita
saat riang tawa
pekik teriakan dan riuhnya suara mengisi kebersamaan
saat tangis, menyikapi persoalan dan menggenapi selisih diantara kita memberi warna pertemanan
diakhir perjalananku menjelajah waktu
aku mencari kata melebihi sapaan saudara untuk mu...
sudahlah...
Bahasa memang belum bisa mewakili rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar