Dari sisi kiri ranjang empuk aku merenung
mendengarkan detak jam mengisi malam
tepat pukul satu tengah malam
lampu kamar mandi belum aku matikan
pintunya tidak tertutup rapat
tepat disebelah pintu kamar mandi
sebuah papan kegiatan harian aku pasang
pikiranku melayang tak jauh dari sana
malam ini
setelah siklus tidurku bergeser sempuna
aku seperti kelelawar saja
malam tak bisa tidur
siang pening karena menahan kantuk
kemarin aku masih melihatmu
dari deretan bangku paling belakang
dari deretan kursi mahasiswa yang datangnya belakangan
aku masih ingat saat masih baru jadi mahasiswa
pertama kupandangi wajahmu dari sisi ruang kuliah yang berhadapan
aku percaya diri menunggu kamu balas menatap
saat itu aku tampil mantap
dan percaya diri
berani engkau kuajaki bercerita tentang banyak hal
sekarang
aku bak tawanan perang yang berhasil selamat dari kurungan
muncul ditengah hari bolong
kemeja dan celana bergaris-garis tak beraturan
rambut acak
dan di wajah masih jelas tercetak bekas pukulan dan deraan
jelas
sekarang aku berubah
kamu juga berubah
tak ada lagi perbincangan hangat denganmu
bahkan wajahmu seperti baru kutemui
sama dengan yang lain
mereka merindukan aku yang hilang setelah sekian lama
berperang melawan tentara buatan sendiri
di medan tempur imaginer
dalam kurun waktu sebulan
minggu ini terbayar semuanya
kawanku punya cinta sejuta-juta
dibagikan cuma-cuma
sebagai hadiah atas pertemanan dengan mereka
itu saja
cinta mereka datang dari ibu-bapaknya
kakek-neneknya
saudara-saudaranya
dan kawan atau sahabat lainnya
aku kebagian cinta mereka yang tumpah-tumpah dalam kelas yang riuh ratusan sumber suara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar