Rambutku Menembus Waktu

19 tahun usiaku kini. Andy namaku. anak ke-empat dari 4 bersaudara. Setelah bercukur kemarin, aku merasa bertanggung jawab untuk menceritakan hikmah yang kudapati...

Minyak Urang-Aring
Pertama akan ku jelaskan keadaan rambutku dulu. Rambutku hitam seperti orang Indonesia pada umumnya, katanya kami turunan bangsa mongol yang dulunya hijrah dari Cina selatan dengan perahu bercadik satu ratusan tahun sebelum masehi. Sejak kecil Ibu selalu menyisir rambutku dengan model belah samping sama seperti rambut Bapak Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menyisir rambut kami berempat, ibu lebih dulu menuangkan cairan berwarna hijau dengan bau "orang tua" di telapak tangannya. Seingatku minyak urang aring namanya. Ibu lalu menyapukan diatas kepala kami. Sekarang minyak ini sudah jarang di temui. Meskipun baunya kurang mengenakkan, aku bersyukur ibu tidak menggunakan santan kelapa atau minyak kemiri untuk meminyaki rambut kami--terima kasih Ibu. Seiring waktu berjalan aku pasrah dengan model rambut yang di pilihkan ibu. Sewaktu kami semua masih kecil Ibu adalah penata rambut kami, Ibu yang mencukur rambut kami berempat, jadi untuk masalah model rambut aku serahkan pada ibuku--pastinya ibu memperhatikan aspek perpaduan bentuk wajah dan model rambut yang sesuai untukku.

Setelah bisa menyisir sendiri, Ibu tidak lagi mengurusi urusan sisir-menyisir rambut kami. Ibu menyerahkan tanggung jawab atas rambut kami masing-masing meskipun Ibu masih sering mengingatkan untuk menyisir rambut sebelum kesekolah. saudara-saudaraku sepertinya sudah paham dengan bentuk rambut mereka masing-masing dan tidak bergantung lagi pada cairan hijau yang biasa ibu sapukan di kepala kami. Dengan karakteristik rambut seperti pak Beye aku tetap harus menggunakan minyak urang-aring karena jika tidak rambutku akan sulit ditata, tampak kusam dan tidak mengilap.

Tahun berganti. Televisi yang awalnya hanya berisi TVRI kini ditemani banyak kanal televisi lain. Sama halnya minyak rambut, yang awalnya hanya ada minyak urang aring, tancho (dianggap sudah punah), santan kelapa dan minyak kemiri. sekarang minyak rambut sudah lebih beragam. banyak produk minyak rambut yang coba kupakai, paling tidak baunya tidak seperti minyak urang aring. Sebenarnya aku bisa berdamai dengan aroma minyak urang aring, tapi beberapa kawanku mengatakan dengan jujur bahwa minyak ini "bau bapak-bapak". akhirnya aku memilih untuk menggunakan minyak rambut yang melayani setiap jenis rambut, dari rambut jatuh sampai rambut jatuh terguling-guling (baca; kribo).

Monyet Jambul (crested-macaque)
Beberapa dari kawanku menggantu model rambut setelah David Beckham, pemain bola yang rambutnya menginspirasi berbagai kalangan, sepertinya kawan kita yang di samping juga. Hanya yang rambutnya keriting dan yang punya ukuran kepala kurang pas (baca: kepala besar) yang tidak bisa mengikuti trend david beckham. Masuklah aku kedalam golongan yang ukuran kepalanya kurang mendukung (baca: terlalu besar).

Model rambut berganti, mulai dari yang poninya dibuat panjang menutupi wajah sampai memotong pendek rambut lalu di buat garis berbentuk lambang PLN. Sudah ku coba browsing dan menyelam dalam dunia maya mencari model rambut baru yang sesuai. Entah mengapa tidak ada model rambut yang sesuai untukku, jadilah model rambutku seperti bapak Presiden ke-6 Indonesia. Model rambut semula jadi pilihan Ibuku... jika Ibu sudah Ridho maka Insyaallah Allah SWT juga ridho...

maafkan ketidakjelasan isi tulisan ini, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar