Dikejar Matahari

Tepat pukul delapan pagi, Kuliah seharusnya sudah dimulai. kali ini, mesin motor suzuki shogun berwarna merah menderu di halaman rumah. Aku terlambat. ledakan bahan bakar ramai di ruang pembakaran mesin. Jarum pengukur kecepatan bergerak di angka empat puluh dan enam puluh. Motorku melaju dan sesekali berhenti di pertigaan saat menunggu kendaraan antri ingin berbelok. pete-pete kadang berhenti sesukanya dan menggunakan lampu sein seperlunya, seperti hanya untuk menggugurkan dosa saja.

Kendaraan padat dari arah kota dan lowong dari arah sebaliknya. Pengendara sepeda motor yang tidak sabar mengantri, terlihat mencoba melambungi dari segala sisi. Beberapa kendaraan mengabaikan markah jalan dan mengambil sebagian sisi jalan berlawanan yang agak lowong.

lampu merah menjadi seperti tempat start sebuah balapan. persis seperti anjing yang ditahan dengan tali kekang oleh tuannya saat ingin mengejar sesuatu, motor-motor memainkan gas dan bergerak perlahan. Pengendara seharusnya berhenti sebelum zebra cross agar orang-orang dapat menyeberangi jalan. Zebra cross tidak diindahkan lagi, semua bergerak tidak sabar. Saat lampu berganti hijau bapak polisi melambaikan tangannya, membunyikan sumpritan dan memainkan ekspresi wajahnya. "bergeraklah". kurang lebih itu yang sedang di sampaikan bapak Polisi.

Pukul 08.30, sudah telat luar biasa.

Memasuki gerbang universitas seperti memasuki garis finish. setelah tiba di kampus memarkir motor, menyimpan helem dan menyapa tukang parkir, saya bergegas menuju ruang kuliah. sebelum masuk ruang kuliah ada yang perlu diperhatikan. Sambil menengok dan mencari teman senasib alias sama-sama terlambat, sebuah kertas jadwal kuliah kukeluarkan, isinya topik kuliah plus dosen yang membawakan. Kalau dosennya rada killer dan topiknya tidak terlalu berat maka saya memilih tinggal di luar sambil menunggu kuliah berlalu, tapi kalau ternyata topik kuliahnya cukup penting, maka do'a minta perlindungan harus segera dipanjatkan kelangit. Urusan di tolak itu belakangan. Tidak jarang kuliah pagi ku lewatkan. Bukan karena semua dosen pagi sangar-sangar, hanya tidak ingin mengambil resiko menerima kalimat sakti yang bikin malu dan sakit hati, "silahkan tutup pintu dari luar".

Sekarang sudah taubat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar